Minggu, 22 Juli 2012

Iblis, Di atas Sajadah


Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.


Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah.


"Hai, Blis!", panggil seorang Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu.

Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.


"Ini rumah Allah, Iblis! Tempat yang suci, Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.

"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung.

"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".


"Dengan apa?" tanya sang kyai

"Dengan sajadah!"


"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"

"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!"


"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"

"Bukan itu saja Kiai..."

"Lalu?"


"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"


"Untuk apa?"

"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".


Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil. Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.


Keduanya masih melakukan sholat sunnah.

"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.

"Yang mana?"


"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.


Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa.


Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.


Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.


Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain.

"Astaghfirullahal adziiiim ", ujar sang Kiai pelan.




 
 
 
 

Selasa, 10 Juli 2012

Kisah : Bukti Sulitnya Melepas Cinta Dunia Walau Ditukar Surga



Di Kota suci Madinah, saat Rasul masih hidup, tersebutlah seorang pria miskin yang sedang melintas di sebuah kebun kurma. Hari itu di merasa lapar dan tidak harta yang dimiliki untuk sekadar membeli makanan. Saat dia berjalan dan melamun di kebun kurma itu tanpa sengaja dia tertubruk dengan jumputan buah kurma yang menjuntai hampir menyentuh tanah. Pria itupun khilaf dan tak kuasa menahan diri memetik dan memakannya.

Saat itu juga kesialan menimpa dirinnya. Perbuatannya itu diketahui pemilik kebun yang segera menghardiknya dan mengacungkan parang. Kesialan itu semakin bertambah karena ternyata pemilik kebun kurma itu sangat kikir. “Aku akan bawa kamu dan adukan kamu kepada Rasulullah. Biar tanganmu dipotong”. Pria miskin itu tidak bisa berbuat banyak karena merasa bersalah. “Tapi apakan tanganku akan dipotong hanya karena sebuah kurma?”. Ia membatin seraya pasrah digiring oleh sang pemilik kebun.

“Ya Rasul potong tangan orang ini. Ia telah mencuri di kebunku!”. Pemilik kebun itu berkata pada Rasulullah seraya menenteng pria miskin di sebelah tangannya. “Apa yang kau curi, wahai saudaraku?” Rasul Saw bertanya dengan penuh kesabaran. ” Maafkan aku yaa Rasulullah. Aku telah mencuri sebutir kurma dari kebun bapak ini. AkuKhilaf, ya Rasul. ..Aku lapar”. Pemuda itu mengiba.

Rasul Saw menghela nafas sejenak. Kali in pandangannya ditujukan kepada sang pemilik kebun. “Hmm…rupanya hanya sebutir kurma. Mengapa tidak kau infakkan saja kepadanya sehingga engkau mendapatkan kebaikan dan pahala yang berlipat?.” Rasul bertanya dan menunggu jawaban dari sang pemilik kebun.”Tidak yaa Rasulullah. Orang ini harus diberi pelajaran. Kalai dibiarkan nanti menjadi kebiasaan. Aku tidak mau menginfakkan kurma itu. Aku memilih agar orang ini dipotong tangannya saja!”. Ia menyergah.

“Infakkan wahai saudaraku…!” Atau maukan kau aku tawarkan yang lebih hebat lagi..?infakkan pohon kurma yang lebat itu, dan engkau akan mendapat surga karenanya..”. Rasul menerbitkan senyum dari sudut bibirnya tanda optimistis menunggu respon dari sang pemilik kebun.

Sang pemilik kebun menerawang sesaat. Kepalanya diangkat ke arah langit. Ia menimbang-nimbang kebenaran janji yang baru saja disebutkan Rasulullah untuknya. Terakhir iapun menghelakan nafas sambil berujar,” Surga ya Rasulullah?!. Apakah sedemikian remeh kau tawarkan surga hanya dengan sebatang kurma?. Tidak…Aku tidak menginginkannya!” Bantah pemikik kebun itu tak percaya.

Rasul Saw tersentak, tak terbayang olehnya kekikiran yang dimiliki oleh salah seorang umatnya. Namun Allah SWT tidak akan membiarkan hati rasul berubah sedih. Lalu terdengar tutur seorang pria yang juga turut hadir dalam kesempatan itu.”Wahai pemilik kebun, apabila engkau tidak mau meneriwa tawaran Rasulullah mengapa tidak engkau jual saja padaku?:

Rasulullah dan pemilik kebun itu tertegun. Pada saat bersamaan keduanya menoleh pada sumber suara. Pemilik kebun itu berkata padanya,” Aku tidak akan menjual pohon kurma itu dengan harga yang murah, wahai saudaraku?’. Kesombongan itu terdengar dalam nada suaranya. “Berapa yang kau minta demi pohon kurma itu?”. Sumber suara menunjukkan keseriusannya.”Aku akan tukar pohon kurma lebatku itu dengan 40 batang pohon kura. Ayo! Bagaimana? Apakah kamu mau membelinya?”

Harga yang amat hebat dan fantastis dan tidak masuk akan. Sebuah harga yang muncul dari sifat kekikiran yang membawa pada ketamakan. Namun kenikmatan surga tidaklah sebanding dengan mahalnya dunia. Pria itu lalu membalas,” Baik, aku akan membeli pohon kurma itu dengan 40 batang kurma yang aku miliki. Bahkan, jika engaku meminta lebih dari itu, aku pun akan membelinya demi mendapatkan surga di akhirat nanti”

Akhirnya dijuallah pohon itu dengan 40 batang pohon kurma lainya. Kemudian pembeli pohon tadi mengikhlaskan kurma yang telah dimakan oleh pria miskin tadi sebagai infak. Sementara si pemilik kebun pelit telah mendapatkan keuntungan dunia yang berkali lipat. Namun karena kekikirannya, ia telah menyia-nyiakan ajakan Rasulullah demi mendapatkan surga di sisi Allah Ta’ala

Kejadian ini kemudian menyebabkan turunnya (asbabun nuzul) beberapa surat Al-Lail

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (٥)وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (٦)فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (٧)وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (٨)وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (٩)فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى (١٠)وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى (١١

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup Serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS. Al Lail (92): 5-11

Dengan menyimak kisah ini, kita dapat membuktikan bahwa betapa susahnya untuk melepaskan diri dari kecintaan terhadap dunia. Lihatlah…saat itu yang menawarkan surga adalah Rasulullah langsung. Dan karena harta yang berlimpah dan sangat dicintai, maka kesempatan langkah untuk mendapatkan surga yang tak terkira dan kekal pun dilepaskan. Apalagi di jaman sekarang..Rasulullah telah meninggalkan kita…Dunia semakin penuh kesemrawutan dalam memperebutkan dunia.

Sumber

Senin, 09 Juli 2012

Inilah 12 Kaum Binasa Yang Di Abadikan Dalam Al Quran



 
Dalam Alquran, banyak sekali diceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Berikut adalah kaum-kaum yang dibinasakan.

 
1. Kaum Nabi Nuh

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14).

 
2. Kaum Nabi Hud

Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

 
3. Kaum Tsamud (Kaum Nabi Saleh)

Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

 
4. Kaum Nabi Luth

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

 
5. Penduduk Madyan (Kaum Nabi Syu'aib)

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).


Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

 
6. Firaun

Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

 
7. Ashabus-Sabt

Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).

 
8. Ashabur Rass

Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib.


Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

 
9. Ashabul Ukhdudd

Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).

 
10. Ashabul Qaryah

Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).

 
11. Kaum Tubba'

Tubaa' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).

 
12. Kaum Saba

Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).